PENGADMINISTRASIAN DAN PELAPORAN EVALUASI PAI
(Rulik Endarwati)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Di lingkungan setiap lembaga pendidikan formal terdapat sejumlah
manusia, baik yang berkedudukan sebagai pemimpin maupun sebagai tenaga
pelaksana. Mereka tidak cukup dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan
mengenai
bidang pendidikan saja, akan tetapi harus dibekali pula dengan kemampuan
bekerja sama dan kemampuan mengarahkan kerjasama itu guna mencapai tujuan
lembaga pendidikan masing-masing.
Di dalam realitasnya setiap petugas pendidikan termasuk juga para guru
harus mampu mengakaji pandangannya jauh ke depan dengan menggunakan pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya agar mampu mewujudkan
tugas-tugasnya secara kreatif. Kemampuan itu tidak hanya mengenai usaha
pengembangan metode dan alat sesuai dengan sifat bidang kerjanya, akan tetapi
juga menyangkut aspek-aspek yang berkenaan dengan pengendalian kerjasama yang
memungkinkan tujuan tercapai secara efektif. Pengendalian kerjasama itu
berkenaan dengan berbagai
kegiatan seperti : Perencanaan,
pengorganisasian, pemberian bimbingan/pengarahan, koordinasi, kontrol/evaluasi
dan pewujudan komunikasi yang terarah secara maksimal pada pencapaian tujuan
bersama. Dengan kata lain setiap petugas pendidikan di lingkungan lembaga
pendidikan formal tidak saja akan terlibat dalam kegiatan kependidikan secara
profesional, akan tetapi terlibat juga dalam kegiatan administrasi yang
mengharuskakn mereka memiliki pengatahuan (knowledge), keterampilan (skill),
dan keahlian (expertness) dalam menyusun perencanaan, melakukan
pengorganisasian, pemberian bimbingan/pengarahan dan koordinasi. Kemampuan itu diperlukan oleh setiap petugas pendidikan dalam meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan di lingkungan dan lembaganya
masing-masing.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian administrasi pendidikan?
2.
Apa
dasar dan prinsip administrasi pendidikan?
3.
Apa
tujuan administrasi pendidikan?
4.
Apa
fungsi administrasi pendidikan?
5.
Bagaimana
cara pembuatan laporan hasil evaluasi?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui pengertian administrasi
2.
Untuk
mengetahui dasar dan prinsip administrai pendidikan
3.
Untuk mengetahui tujuan administrasi
pendidikan
4.
Untuk
mengetahui fungsi administrasi
5.
Untuk
mengetahui cara pembuatan laporan hasil evaluasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Berdasarkan etimologi “administrasi” berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari “ad” artinya intensif dan “ministrare” artinya melayani, membantu
atau mengarahkan. Jadi pengertian administrasi adalah melayani secara intensif.
Dari perkataan “administrare” terbentuk kata benda “administrario” dan kata
“administrauus” yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris yakni
“administration” (DR. Hadari Nawawis, 1982). Selain itu dikenal juga kata
“administratie” yang berasal dari kata belanda, namun memilki arti yang lebih
sempit, sebab terbatas pada aktivitas ketatatusahaan yaitu kegiatan penyusunan
dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis. Administrasi sering
dikaitkan dengan aktivitas administrasi perkantoran yang hanya merupakan salah
satu bidang dari aktivitas adminstrasi yang sebenarnya
Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas.
Dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat
informasi secara tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan
kembali bila diperlukan. Dalam hal ini kegiatan administrasi meliiputi
pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas, administrasi menyangkut kegiatan
manajemen/pengelolaan terhadap keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan
tujuan/program organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan
administrasi merupakan pekerjaan operatif dan manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari dua kata,
yakni “administrasi” dan “pendidikan”. Pada hakekatnya administrasi pendidikan
adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan,
pengembangan dan pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi
sekolah merupakan salah satu bagian dari administrasi pendidikan, yaitu
administrasi pendidikan yang dilaksanankan di sekolah. Salah satu alat
administrasi sekolah adalah tata usaha.
B. Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator
dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara
lain :
1. Prinsip Efisiensi
Administrator akan
berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan
fasilitas yang ada secara efisien.
2. Prinsip Pengelolaan
Administrator akan
memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan
pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Bila diharuskan untuk
memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama,
seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia
sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena
bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan
pokoknya akan terbengkalai.
4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator
akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimimpinan yang
efektif, yakni memperhatikan hubungan antar manusia (human
relationship), Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan
kondisi (sikon) yang ada.
Adapun tentang gaya
kepemiminan yang efektif adalah mampu memelihara hubungan baik dengan
bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan
penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis
pekerjaanya.
5. Prinsip Kerjasama
Administrator dikatakan
berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara
seluruh anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai
landasan operasional kegiatan administrasi di sekolah adalah berikut ini:
1. Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan
pendidikan di sekolah harus memperhatikan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan
menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah.
2. Prinsip Efisien dan Efektivitas
Efisiensi tidak hanya
dalam penggunaan waktu secara tepat, melainkan juga dalam pendayagunaan tenaga
secara optimal.
3. Prinsip berorientasi pada Tujuan
Semua kegiatan
pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan
di sekolah merupakan komponen dalam sistem pendidikan maka untuk menjamin
tercapainya tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus
menjadi sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di
sekolah.
4. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini
merupakan landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan administrasi di
sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang
saling berhubungan.
5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Setiap manusia
Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun
pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam
proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip
tersebut perlu digunakan sebagai landasan operasional.
C. Tujuan
Adminitrasi Pendidikan
Tujuan
administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya
tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakakn dalam
dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin rumit karena menyangkut masyarakat atau
orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidikan itu. Oleh karena itu,
semakin baik administrasi pendidikan ini, semakin yakin pula bahwa tujuan
pendidikan itu akan tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan administrasi
yaitu :
Ø Efektifitas produksi,
Ø Efisiensi,
Ø Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes),
Ø Kepuasan kerja.
Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah
memiliki fungsi untuk mencapai efektifitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus
dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana, dan
tenaga semaksimal mungkin, tetapi memberi hasil sebaik mungkin, sehingga
lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan
dirinya (adaptivenes) dengan lingkungan sekolahnya yang baru.
Selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberi
kepuasan kerja kepada mereka.
D. Fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan perilaku
manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada dengan
sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif. Penjabaran
istilah produktif biasanya tergantung kepada siapa yang
meninjaunya. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang produktif, yakni
administrator, psikolog, dan ekonomi.
1. Pandangan administrator. Administrator
bertanggungjawab untuk mengolah sistem pendidikan. Penentuan untuk
mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan dengan mengaitkan antara
input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan peralatan lainnya dengan
output ang diharapkan. Output yang diharapkan harus dapat mencapai keseimbangan
yang paling menguntungkan dengan input yang tersedia.
2. Pandangan psikolog. Mereka mengaitkan ukuran sekolah
yang produktif dengan perubahan dan perilaku peserta didik, yang mencakup
pertambahan pengetahuan, nilai dan peningkatan kemampuan lainnya dan mengaitkan
pula dengan input yang tersedia. Kesulitan utama dalam pola pandang ini adalah
cara mengidentifikasikan dan mengukur perubahan perilaku sebagai akibat
pendidikan di sekolah. Kesulitan ini terjadi karena perubahan perilaku peserta
didik (output) adalah gabungan antara pengaruh sekolah dan lingkungan luar
sekolah.
3. Pandangan ekonomi. Pendidikan memberikan kontribusi
pada peserta didik untuk berperan dalam sistem ekonomi. Sekolah disebut
produktif jika nilai moneter yang diterima oleh setiap individu akibat
pendidikakn adalah seimbang atau lebih besar daripada biaya yang dkeluarkan
untuk memperoleh pendidikan.
Ada beberapa istilah yang sering disamakan dengan istilah administrasi
pendidikan, misalnya manajemen pendidikan. Dalam penggunaannya secara umum,
administrasi sering diartikan sama dengan manajemen, administrator dengan
manajer. Namun, akhir-akhir ini ada beberapa penulis yang mencoba
membedakannya, walaupun kadang-kadang pembedaaan itu tidak konsisten. Kalaupun
ada nampaknya perbedaan itu tidak fundamental. Ketidaksamaan pendapat yang ada
dapat dipahami, sebab dalam beberapa prkateknya ada tiga pendapat tentang
hubungan antara administrasi dengan manajemen, yakni:
1. Administrasi lebih luas dari manajemen atau administrasi mencakup
manajemen, pendapat ini sesuai dengan pendapat D. Waldo dalam bukunya Public
Administrationyang mengatakan: “Public administration is
organization of man and materials to achieve the purposes of goverment” (Administrasi
negara adalah pengorganisasian dan manajemen manusia dan materi untuk mencapai
tujuan pemerintah).
2. Administrasi identik dengan manajemen, dengan alasan:
·
Dilihat dari pengertiannya, baik administrasi maupun manajemen merupakan
proses, kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·
Dalam istilah sehari-hari, terutama dalam arti kelembagaan keduanya
sering dipakai menunjuk isi yang seperti Akademi Administrasi, Aakademi
Manajemen.
3. Administrasi lebih sempit daripada manajemen, dalam arti administrasi tercakup
dalammanajemen, secara spesifik administrasi merupakan satu bidang
dari manajemen sebab manajemen terdiri atas enam bidang yakni production,
marketing, financial, personal, human relation, dan administrative
management. Dalam paham ini, administrasi disamakan dengan office
management, yakni sebagai kegiatan ketatausahaan atau sama dengan
arti adminsitrative yang berasal dari bahasa Belanda.
Polemik tentang kaitan
administrasi dan manajemen masih berlangsung sampai saat ini. Namun akhir-akhir
ini ada kecenderungan tertentu untuk membedakan penggunaannya. Untuk bidang
pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran dipakai istilah
administrasi, sedangkan untuk bidang industri dan perusahaan dipakai istilah
manejemen.
Istilah lain yang sering dikaitkan dengan administrasi pendidikan adalah
administrasi sekolah. Administrasi sekolah didefinisikan sebagai seni dan ilmu
pengintegrasian secara kreatif ide-ide, material, dan orang dalam satu kesatuan
organik atau unit yang bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Dari batasan di atas nampak pada hakekatnya administrasi sekolah
sama dengan administrasi pendidikan sebab mencakup maksud dan isi yang sama.
Namun dalam prkateknya, khususnya di Indonesia, istilah administrasi pendidikan
lebih populer dan lebih sering dipakai, sebab ada tendensi untuk mengartikan
administrasi sekolah dalam artian yang sempit yakni disamakan dengan
katatausahaan sekolah.
Setelah istilah di atas masih kita dapati lagi istilah supervisi
pendidikan. Superartinya lebih atau atas, sedang vision berarti melihat atau meninjau.
Secara etimologissupervisi berarti melihat (meninjau) dari
atas terhadap pelaksanaan dari hasil kegiatan bawahan. Pengertian ini
membawa implikasi seolah-olah supervisi disamakan dengan pengawasan atau
inspeksi yang umum berlaku dalam dunia pendidikan adalah kegiatan mendeteksi
keslahan bawahan dalam melaksanaan perintah serta peraturan-peraturan dari
atasan. Kesalahan dalam melaksanakannya dipandang sebagai hal yang harus
mendapat hukuman atau ganjaran, yang dikenal dengan nama hukuman administratif.
Dalam realisasinya, kegiatan supervise pendidikan dilakukan oleh orang
tetentu khusus yang menjalankan tugas itu, yang disebut supervisor. Pada
dasarnya supervisor adalah pemimpin pendidikan juga, sedang supervise
pendidikan adalah kegiatan administrasi pendidikan dari pemimpin salah satu
komponen pendidikan. Adapun tujuan supervise pendidikan adalah meniali
kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing guna
membantu mereke melakukan perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan dengan
menunjukkan kekurangan-kekurangannya agar mereka berusaha mengatasinya dengan
menunjukkan usaha sendiri.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam supervisi pendidikan adalah:
1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai sekolah lainnya
untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
2. Berusaha mengadakan dan melengkapi perlengkapan, termasuk
bermacam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya
proses belajar mengajar yang baik.
3. Bersama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan
metode-metode baru dalam proses belajar mengajar yang baik.
4. Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid, dan pegawai
sekolah, antara lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice,
training atau upgrading.
Walaupun demikian untuk membedakan antara administrasi dan supervisi
pendidikan ditinjau dari tiga sudut, yakni:
1. Menata lawan melakukan. Menurut pandangan ini
administrasi merupakan tindakan menjalankan semua kewajiban yang menyebabkan
adanya pelaksanaan program pendidikan, sedangkan supervisi ialah semua tindakan
yang menyebabkan pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan dengan baik.
2. Kekuasaan lawan pelayanan. Administrasi menekankan
kekuasaan, sedangkan supervisi menekankan pelayanan.
3. Keseluruhan lawan bagian. Administrasi merupakan
keseluruhan usaha mmengatur dan mengurus sekolah, sedangkan supervisi adalah
sebagian dari administrasi yang disarankan kepada orang lain.
E.
Cara Pembuatan Laporan Hasil Evaluasi
Setelah
dilakukannya pengadministrasian pendidikan maka seorang guru harus membuat
laporan hasil evalusi karena hampir semua guru tidak menyenangi tugas memeriksa
pekerjaan (koreksi) dan membuat catatan tentang hasil atau presentasi siswa.
Pekerjaan itu membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang luar biasa dan menuntut
banyak energi. Akan tetapi dengan kesadaran akan pentingnya kegiatan-kegiatan
tersebut, akhirnya guru pun akan melakukannya dengan senag hati. Apabila bila
dijumpai kesulitan dalam mengajar guru lalu ingin tahu apa sebab kesulitan itu
terjadi. Dan ini hanya dapat ditemukan jika guru sudah memeriksa hasil ulangan.
Pada waktu
mengajar, tentu guru sudah berkali-kali memberi kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum diketahui. Akan tetapi pada umumnya mereka itu diam,
tidak mau bertanya. Problemnya baru terbuka
setelah guru memeriksa hasil ulangan. Dari hasil tersebut guru
mengetahui bagian-bagian mana dari tujuan pelajaran yang diberikan di kelas
belum tercapai.
Secara
sistematis dapat dikemukakan bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi
beberapa pihak yaitu:






Pada
dasarnya, catatan tentang diri siswa ini di usahakan selengkap mungkin agar
dapat di peroleh informasi yang selengkap-lengkapnya pula. Akan tetapi kta
sadari bahwa membuat catatan yang lengkap setiap saat, merupakan yugas yang
berat dan meminta banyak waktu.
Secara garis
besar, catatan tentang siswa dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu:
v
Catatan Lengkap
Catatan lengkap
adalah catatan tentang siswa yang berisi baik prestasi maupun aspek-aspek
pribadi yang lain, misalnya kejujuran, kebersihan, kerajinan, sikap sosial,
kebiasaan bekerja, kepercayaan terhadap diri sendiri, disiplin, ketelitian, dan
sebagainya. Tentang isi catatannya, ada yang hanya dinyatakan dengan kata
singkat seperti “Baik”, “Sedang”, “Kurang”, atau keterangan yang lebih
terperinci.
v
Catatan tidak Lengkap
Catatan tidak
lengkap adalah catatan tentang siswa yang hanya berisi gambaran tentang
prestasi siswa, dan hanya sedikit saja yang menyinggung tentang kepribadian.
Tentang catatan prestasi belajar siswa itu sendiri dapat dibedakan atas 2 cara
yaitu:
1)
Dengan pernyataan lulus-belum lulus.
Penilaian atas prestasi belajar dalam sisrem pengajaran
yang menganut prinsip prinsip belajar tuntas didasarkan atas sudah berhasil
atau belumnya seorang siswa dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini bahan
pelajaran dibagi atas unit-unit kecil yang masing-masing unit sudah disertai
dengan tujuan yang dirumuskan secara terperinci. Apabila seorang siswa telah
mencapai tujuan (paling sedikit 25% tujuan), maka pada unit tersebut diberi
tanda (misalnya tanda silang), untuk membedakannya dari unit yang belum
diselesaikan. Dengan demikian maka akan tergambar banyak sedikitnya unit yang
telah diselesaikan perbidang studi. Gambar inilah yang disebut profil
keberhasilan siswa. Tanda X menunjukan bahwa unit itu sudah dikuasai (sudah
lulus). Garis tebal di sebelah kanan menunjukan target yang harus diselesaikan
dalam 1 tahun. Dengan demikian, dapat diketahui sejauh mana (sudah berapa
persen) siswa A pada bulan Oktober ini sudah lulus.
2)
Dengan nilai siswa.
Pencatatan
dengan nilai dilakukan apabila seluruh siswa dalam satu kelompok berjalan
bersama-sama secara klasikal. Dengan demikian maka prinsip belajar tuntas
sangat sukar dilaksanakan dan pencatatn nilai-nilai ulangan yang telah diikuti.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu
administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan
pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan
salah satu bagian dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan
yang dilaksanankan di sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata
usaha.
2.
Dasar
administrasi pendidikan antara lain:
Ø Prinsip
efisiensi
Ø Prinsip
pengelolaan
Ø Prinsip
pengutamaan tugas pengelolaan
Ø Prinsip
kepemimpinan yang efektif
Ø Prinsip kerja
sama
Prinsip adminstrasi pendidikan antara
lain:
Ø Prinsip
fleksibilitas
Ø Prinsip efisien
dan efektifitas
Ø Prinsip
berorientasi pada tujuan
Ø Prinsip
kontinuitas
Ø Prinsip
pendidikan seumur hidup
3.
Tujuan
administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung
tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang
digunakakn dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
4. Fungsi dari administrasi pendidikan adalah tindakan
mengoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya
yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara
produktif.
5. Cara pembuatan
laporan hasil evaluasi adalah dengan 2 macam cara yakni:


B.
Saran-saran
Sebagai seorang
guru yang dituntut untuk profesional maka seorang guru harus mengatur
pengadministrasian dan membuat laporan hasil evaluasi pembelajaran anak didik
dengan benar dan teliti karena laporan ini akan berguna untuk memupuk apa yang
sudah berhasil di lembaga sebelumnya dan mengatasi masalah yang ada, baik yang
sudah dicoba untuk diatasi maupun yang belum agar lebih baik ke depannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta: 2009
Burhanudin,
Drs. Yusak. Administrasi Pendidikan, Gunung Agung,
Jakarta: 2005
Burhanudin, Drs. Yusak. Administrasi Pendidikan, Pustaka
Setia, Bandung: 2005
Daryanto, Drs. H.M. Administrasi Pendidikan, Rekaka
Cipta: 2001
Nana, Sudjana,
Ibrahim, Penelitian dan penilaian Pendidikan, Sinar Baru Alaesindo, 2007
Nawawi, DR. Hadari. Administrasi Pendidikan, Gunung
Agung, Jakarta: 1997
Rifai, MA. Moh. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Sekar
Djaja, Bandung: 2005
(Makalah Pada MK Dasar-dasar Kependidikan, oleh : iaib student, semester
II fak. Tarbiyah
pai institut agama islam banten – serang 2008
Diposkan oleh STIT AT-TAQWA di 11.02
0 komentar:
Posting Komentar