KAJIAN
LAPANGAN
TENTANG
IMPLEMENTASI
EVALUASI PAI
(Sudaryanto)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai
tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang
dihasilkannya. Abdul Mujib dkk mengungkapkan, bahwa untuk mengetahui pencapaian
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik
diperoleh melalui evaluasi. Dengan kata lain, penilaian atau evaluasi
digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan dicapai atau
tidak. Atau untuk melihat sejauhmana hasil belajar siswa sudah mencapai
tujuannya.
Pada hakikatnya, belajar adalah suatu aktivitas yang
bertujuan untuk mengubah tingkah laku (behavioral change) pada
diri peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut tentunya harus berdasarkan
usaha dari peserta didik. Seorang guru hanya sebagai fasilitator dan motivator
untuk mendukung perubahan peserta didik.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa tujuan utama dari
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah agar siswa dapat menguasai
bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya[1]. Untuk
mencapai hal tersebut, tentunya seorang guru harus melakukan berbagai usaha
mulai dari menyusun rencana pembelajaran, menentukan strategi yang sesuai
dengan materi yang diajarkan, pemilihian media yang sesuai sampai pelaksanaan
evaluasi pembelajaran dan umpan balik.
Jika seorang guru merasa bertanggung jawab terhadap
penyempurnaan pembelajaran yang berlangsung, maka seorang guru diharuskan untuk
melakukan evaluasi terhadap media yang digunakannya. Hal tersebut bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari media yang telah digunakan
sehingga seorang dapat mengetahui perubahan-perubahan apa yang seharusnya
dilakukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Untuk itu,
diperlukan suatu alat ukur atau barometer yang dapat mengungkapkan prestasi
belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas secara
sederhana apa saja fungsi-fungsi evaluasi pendidikan Islam, tujuan evaluasi
pendidikan Islam serta kegunaan evaluasi pendidikan Islam. Ketiga hal tersebut
akan penulis bahas pada pembahasan selanjutnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1)
Apa Fungsi Pendidikan Islam
2)
Apa Tujuan Evaluasi Pendidikan
Islam
3)
Apa Kegunaan Evaluasi
Pendidikan Islam
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
1)
Untuk mengetahui Fungsi Pendidikan Islam.
2)
Untuk mengetahui Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam
3)
Untuk mengetahui Kegunaan Evaluasi Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi
Evaluasi Pendidikan Islam
Secara garis
besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi pokok, sebagai
berikut:
1.
Mengukur kemajuan dan perkembangan
peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu
tertentu.
2.
Untuk mengukur sampai di mana
keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.
3.
Sebagai bahan pertimbangan dalam
rangka melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
Dalam rangka
menerapkan prinsip keadilan dan keikhlasan, evaluasi pendidikan berfungsi:
1.
Penyiapan generasi muda untuk
mengisi peranan-peranan masa hadapan dan pemindahan ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan peranan-peranan tersebut.
2.
Pemindahan pengetahuan kepada
generasi muda.
3.
Pemindahan nilai-nilai dari generasi
tua kepada generasi muda.
4.
Mendidik anak didiknya beramal di
dunia ini untuk memetik hasilnya di akhirat.
Seorang
pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:
1)
Untuk mengetahui atau mengumpulkan
informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan
agama.
2)
Mengetahui prestasi hasil belajar
guna menetapkan keputusan.
3)
Untuk mengetahui efektivitas cara
belajar dan mengajar yang telah dilakukan benar-benar tetap atau tidak, baik
yang berkenaan dengan sikap guru maupun peserta didik.
4)
Mengetahui kelembagaan guna
menetapkan keputusan yang tepat dan mewujudkan persaingan sehat, dalam rangka
berpacu dalm prestasi.
5)
Untuk mengetahui sejauh mana
kurikulum telah dipenuhi dengan proses kegiatan belajar mengajar.
6)
Untuk mengetahui pembiayaan yang
dibutuhkan dan yang dikeluarkan dalam berbagai kebutuhan.
7)
Sebagai bahan laporan terhadap
orangtua peserta didik.
Pendapat
yang hampir sama dikemukakan Oemar Hamalik, bahwa fungsi evaluasi adalah untuk
membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah
lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan
bila berbuat sebagaimana mestinya, selain itu juga dapat membantu seorang
pendidik dalam mempertimbangkan adequate (cukup memadai)
metode pengajaran serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya. Sementara
pendapat lain mengemukakan, evaluasi berfungsi sebagai:
1)
Mengidentifikasi dan merumuskan
jarak dari sasaran-sasaran pokok dari kurikulum secara komprehensif;
2)
Penetapan bagi tingkah laku apa yang
harus direalisasikan oleh siswa;
3)
Menyeleksi atau membentuk
instrumen-instrumen yang valid, terpercaya dan praktis untuk menilai
sasaran-sasaran utama proses kependidikan atau ciri-ciri khusus dari
perkembangan dan pertumbuhan manusia didik.
Adapun
fungsi evaluasi menurut Abudin Nata adalah:
1. Mengetahui
tercapai tidaknya tujuan.
2. Memberi
umpan balik bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran.
3. Untuk
menentukan kemajuan belajar.
4. Untuk
mengenal peserta didik yang mengalami kesulitan.
5. Untuk
menempatkan murid dalam situasi belajar yang tepat.
6. Bagi
pendidik, untuk mengatur proses pembelajaran.
Bagi peserta
didik untuk mengetahui kemampuan yang telah dicapai, bagi masyarakat untuk
mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan program.
Selain itu,
ada beberapa fungsi lain yang bisa disebut, yaitu: fungsi seleksi, fungsi
penempatan, fungsi pengukur keberhasilan dan fungsi diagnosis.
B. Tujuan Evaluasi
Pendidikan Islam
Tujuan
pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan. Menurut
Anas Sudijono, tujuan evaluasi adalah, pertama, untuk mencari
informasi atau bukti-bukti tentang sejauhmana kegiatan-kegiatan yang dilakukan
telah mencapai tujuan, atau sejauhmana batas kemampuan yang telah dicapai oleh
seseorang atau sebuah lembaga. Kedua, untuk mengetahui sejauhmana
efektifitas cara dan proses yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut
Abdul Mujib dkk, tujuan evaluasi adalah:
1)
Mengetahui kadar pemahaman peserta
didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian, dan mengajak peserta didik
untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat
perubahan perilakunya.
2)
Mengetahui siapa diantara peserta
didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus
agar ia dapat mengejar kekurangannya.
3)
Mengumpulkan informasi yang dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap
hasil pendidikan yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
C. Kegunaan
Evaluasi Pendidikan Islam
Secara umum
ada empat kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam, sebagai berikut:
1)
Dari segi pendidik, yaitu untuk
membantu seorang pendidik mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan tugasnya.
2)
Dari segi peserta didik, yaitu
membantu peserta didik untuk dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya
secara sadar ke arah yang lebih baik.
3)
Dari segi ahli fikir pendidikan
Islam, untuk membantu para pemikir pendidikan Islam mengetahui kelemahan
teori-teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan kembali
teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang
senantiasa berubah.
4)
Dari segi politik pengambil
kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu mereka dalam membenahi sistem
pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan yang akn diterapkan dalam sistem
pendidikan nasional (Islam).
Sementara
itu, sasaran evaluasi pendidikan meliputi: peserta didik dan juga pendidik
untuk mengetahui sejauhmana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Sementara menurut Abudin Nata, bahwa
sasaran evaluasi yaitu untuk mengevaluasi peserta didik, pendidik, materi
pendidikan, proses penyampaian materi pelajaran, dan berbagai aspek lainnya
yang berkaitan dengan materi pendidikan.
Sasaran-sasaran
evaluasi pendidikan Islam secara garis besarnya melihat empat kemampuan peserta
didik, yaitu:
1)
Sikap dan pengalaman terhadap
hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
2)
Sikap dan pengalaman terhadap arti
hubungan dirinya dengan masyarakat.
3)
Sikap dan pengalaman terhadap arti
hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya.
4)
Sikap dan pandangannya terhadap diri
sendiri selaku hamba Allah Swt, anggota masyarakat serta selaku khalifah-Nya di
muka bumi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi
pada hakikatnya adalah upaya untuk mencari informasi apakah proses, tujuan,
kebijakan, atau kondisi yang diinginkan telah dicapai. Untuk mengetahui ini
perlu ditentukan apa sesungguhnya sasaran yang dievaluasi, beserta domain,
dimensi serta indikator-indikatornya. Lalu bagaimana teknik yang valid danreliable untuk
bisa digunakan menggali informasi.
Pendidikan
Islam merupakan sistem yang memiliki beberapa karakteristik berbeda dengan
pendidikan pada umumnya, terutama karena agama (Islam) tidak sekedar menjadi
mata pelajaran, tetapi paradigma yang melandasi dasar dan tujuannya.
Oleh karena
itu harus mengembangkan sendiri evaluasi yang sesuai dengan karakternya
sendiri. Model, teknik, dan instrumen evaluasi yang tidak tepat akan melahirkan
informasi dan keputusan yang tidak tepat juga, sehingga tidak akan memberikan
informasi yang tepat terhadap pencapaian tujuan-tujuan Pendidikan Islam yang
sesungguhnya.
B. Saran
Makalah ini
masih memiliki berbagai jenis kekurangan
olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Majid, Abdul, Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Al-Rasyidin dkk, Filsafat
Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, teoritis dan Praktis,Jakarta:
Ciputat Press, 2005,,
Arief, Armai, Pengantar Ilmu
dan Metodologi Pendidikan Islam, cet. I., Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Athiyah al-Abrasyî, Muhammad, Ruh
al-Tarbiyah wa al-Ta’lim, Saudi Arabia: Dar Al-Ahya’, t.th.
Hamalik, Oemar, Pengajaran
Unit, Bandung: Alumni, 1982.
Langgulung, Hasan, Manusia
dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,cet.
II., Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989.
Lubis, Khoiruddin, Merencanakan
Evaluasi Program Pendidikan Agama Islam, t.th.
M. Arifin, Ilmu Pendidikan
Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
0 komentar:
Posting Komentar