Pages

Pasca Sarjana

Pasca Sarjana

About

Selamat Datang BLOG KAMI  »   "ان المعلم و لبطيب كلا هما* لا ينصحان اذهما لم يكر مان" Sesungguhnya guru dan dokter tidak akan berguna nasehatnya bila tidak dihormatiالله اكبرا, Mari Kita Berusaha menjadi manusia yang takwa... Tetap semangat Beruntunglah Orang Yang tidak Selalu lupa Salam Takzim

Selasa, 16 Desember 2014

DR. H. MUQOWIM, M.Ag



PROBLEM PESERTA DIDIK


A.     Latar Belakang dan Pengertian Peserta Didik
Peserta didik adalah manusia yang sangat unik. Mereka memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan penelitian beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah makhluk yang sedang berkembang, yang memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda (Wina Sanjaya, 2009:71). Peserta didik terkadang diposisikan sebagai anak, dalam sudut pandang agama Islam, anak adalah manusia yang masih suci (fitrah), bagaikan kertas yang putih bersih, mereka siap untuk menerima bentuk-bentuk yang akan digambarkan oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Baik keluarga, guru, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan pendidikan, desain pendidikan atau kurikulum haruslah yang cocok dengan irama perkembangan anak.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang. Kendatipun dua unsur tersebut sama pentingnya, namun ada kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu disebabkan oleh bakat saja atau pengaruh lingkungan saja.
Peserta didik memiliki bermacam-macam kemampuan, minat, dan kebutuhan, antara lain kebutuhan ingin berdiri sendiri, ingin punya pekerjaan. Peserta didik tidak menginginkan berdiam dengan pasif, semua ingin melakukan kegiatan, bermain, atau bekerja. Energi yang mereka miliki perlu mendapatkan penyaluran sebagaimana mestinya. Jikalau energi itu tidak disalurkan, maka dapat menyebabkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran.
Terdapat beberapa istilah lain dari peserta didik, seperti siswa, mahasiswa, warga belajar, pelajar, murid, serta santri. Berikut definisinya, yaitu;
a.       Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
b.      Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan perguruan tinggi.
c.        Warga Belajar adalah istilah bagi peserta didik nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
d.       Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah maupun tingkat atas
e.       Murid memiliki definisi yang hampir sama dengan pelajar dan siswa.
f.       Santri adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan nonformal, khususnya pesantren atau sekolah-sekolah yang berbasiskan agama Islam.


B.     Problem Peserta Dididk
1.      Problem Internal
a.       Rendahnya kemampuan intelektual anak
Kemampuan berfikir anak sangat mempengaruhi baik dan tidak nya menangkap pelajaran, bagi mereka yang memiliki daya intelektualitas tinggi mereka senang dan mudah menangkap pelajaran, tetapi sebaliknya bagi mereka yang kemampuan berfikirnya rendah, mereka akan malas belajar, sulit menangkap mata pelajaran, bosan dan segala macam nya.
b.      Terganggunya perasaan / emosi
Perasaan sering kali mengganggu akal sehat anak didik dan manusia pada umumnya, perasaan yang tertekan (depresi) ini selalu menjadi penghalang ke konsentrasian dalam menangkap mata pelajaran, boleh jadi perasaan depresi ini di sebabkan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mereka, baik dalam hubungan rumah tangga tau sesama teman.
c.       Kurang nya motifasi untuk belajar
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam cita-cita meraih sebuah impian, bagi peserta didik impian besarnya adalah meraih kesuksesan dalam belajar. Namun tidak semuanya dapat meraih itu disebabkan kurangnya motivasi belajar dari orang tua maupun dari pihak edukatif sendiri. Kebanyakan orang tua tidak menyadari akan pentingnya memotivasi anak, sehingga semangat belajar mereka memudar sedikit demi sedikit.
d.      Kebiasaan belajar yang kurang baik
Belajar membutuhkan niat dan kebulatan tekad, niat yang baik dfan terarah diikuti dengan matangnya hasrat belajar akan membentuk mintal anak didik yang tidak mudah putus asa, rasa capek dan jerih payah yang di hadapi tidak akn dengan mudah mematahkan semangat belajar, karena dalam diri anak didik sudah tertanam tekad dan matangnya niat untuk belajar, sehingga mereka berhasil. Dan sebaliknya kurang matangnya niat, tidak adanya kometment yang kuat mereka akan sembrono dalam proses belajar nya.

2.      Problem Eksternal
a.      Proses belajar mengajar yang kurang kondusif
Situasi di dalam kelas sangat menentukan baik dan tidaknya proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik. Apabila ruang kelas itu kondusif maka proses belajar mengajar pun akan berjalan dengan baik pula, anak didik mudah memahami mata elajarn yang diberikan. Tetapi apabila suasana ruangan itu tidak kondusif maka proses pembelajaran pun tidak akan berjalan sesuai dengan yang di harapkan.
b.      Kurang adanya dukungan dari orang tua karena lemahnya tingkat sosial ekonomi mereka
Masalah finansial sering kali menjadi penghambat yang serius dalam pendidikan, banyak anak berhenti belajar dan lebih memilih pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dengan alasan mereka tidak memiliki biaya untuk membayar uang sekolah. Karena memang dalam hisup ini tak ada yang geratis, semuanya akan berjalan dengan uang, termasuk pendidikan yang sangat urgensi keterkaitan nya dengan uang. Bagi kelompok masyarakat yang lemah dalam kehidupan sosial ekonominya maka mereka enggan untuk memberikan dukungan terhadap putera puterinya sehingga mereka membiarkannya menjauh dari dunia pendidikan, tidak lagi berantosias untuk memotivasi anak agar melanjutkan studi nya, yang pada giliran nyamereka akn kehilangan kesadaran akan pentingnya menggali ilmu pengetahuan di bangku sekolah. Latar belakang sosial yang tidak menunjang Kondisi ini biasanya sering di temukan pada kelompok masyarakat awam yang orientasinya bukan kepada pendidikan, tetapi lebih memandang pentingnya pekerjaan untuk mendapatkan uang, menjadi pembantu, bekerja untuk siapa saja yang akan memberi imbalan dari pekerjaan nya itu dan lain-lain. Anak didik tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat di sekeliling nya, peserta didik merasa termarginalkan dalam kehidupan sosial mereka yang pada giliran nya mereka akan sedikit demi sedikit mersa enggan untuk belajar .



Berbagai Bagan Problem











C.    Solusi Peserta Didik
1.      Overlewarning (belajar lebih)
Artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu, overlearning terjadi apabila respon atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara diluar kebiasaan, diantara contohnya ialah pembacaan teks pancasila pada setiap hari senin yang memungkinkan ingatan siswa pada P4 lebih kuat.
2.      Extra study time ( tambhan waktu belajar)
Ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau frekuensi aktifitas belajar atau juga bisa disebut penambahan jam waktu belajar. Misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam, dari satu kali sehari menjadi dua kali dalam sehari
3.      Menemonic device (muslihat memori)
Ialah kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan item-item informasi kedalam sistem akal siswa. Muslihat ini beragam caranya diantaranya ialah dengan bentuk not yang dijadikan sebagai nyanyian anak-anak TK, atau juga dengan singkatan huruf-huruf tau nama-nama istilah yang harus diingat oleh siswa.

0 komentar:

“ Aku mengadu kepada kepala imam waki’ tentang hapalanku yang lemah, lantas ia memberiku petunjuk agar meniggalkan maksiyat”," Hapalan adalah pemberian Tuhan, sedang pemberian Tuhan tidaklah diberikan kepada orang bermaksiyat”,“ Salama aku masih mencari keutamaan, ilmu dan takwa aku tak butuh nyanyian wanita dan aromanya”