Pages

Pasca Sarjana

Pasca Sarjana

About

Selamat Datang BLOG KAMI  »   "ان المعلم و لبطيب كلا هما* لا ينصحان اذهما لم يكر مان" Sesungguhnya guru dan dokter tidak akan berguna nasehatnya bila tidak dihormatiالله اكبرا, Mari Kita Berusaha menjadi manusia yang takwa... Tetap semangat Beruntunglah Orang Yang tidak Selalu lupa Salam Takzim

Selasa, 16 Desember 2014

PENELITIAN BERBASIS STRATEGI PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Penelitian berbasis Strategi Pembelajaran adalah suatu alat untuk mengukur suatu proses pembelajaran, dalam proses itu penulis berusaha untuk menjelaskan tentang Penelitian Tindakan Kelas dan Swot. Karena dalam kenyataan pembelajaran penelitian ini sangat penting.
PTK merupakan salah satu jenis penelitian dari berbagai jenis yang ada seperti penelitian eksperimen darn penelitian kuantitatif, namun PTK merupakan jenis penelitian yang paling tepat dan strategis untuk perbaikan proses pembelajaram yang permasalahanya banyak dialami oleh para tenaga pendidik dan kependidikan. Oleh karena itu, jenis penelitian ini sangat tepat untuk dipahami dan diaplikasikan dalam upaya mengatasi masalah yang relevan bagi mereka, yang kesehariannya tidak lepas dari masalah di kelas atau proses pembelajaran.[1]
Setelah melakukan perencanaan pembelajaran , sebaiknya kita melihat SWOT, yaitu kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi, sehingga kita dapat meningkatkan kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan yang ada dengan melihat peluang-peluang yang mungkin dicapai. Dan mengatasi ancaman-ancaman dari faktor luar organisasi. Untuk lebih jelas pembahasan mengenai SWOT, selanjutnya dalam makalah ini akan membahas apa itu PTK dan SWOT.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ?
2.      Pengertian Analisis SWOT serta komponen-kompoenenya?
3.      Tujuan Penelitian
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah strategi pembelajaran PAI, juga untuk menambah wawasan kita mengenai penelitian berbasis strategi pembelajaran  (PBSP), dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1.      Pengertian
Menurut Arikunto PTK adalah gabungan pengertian dari kata “penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan  kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.[2]
Menurut Sanjaya,2010:25, Secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan keleas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.
2.      Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)
Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya. Adapun beberapa karakter tersebut adalah:
a)      PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu diperbaiki dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan kolaborasi. Menurut Usman (dalam Daryanto,2011:2) guru dengan kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
b)      Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri. (Tahir,2012:80)
c)      Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat” berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi,2012:6)
d)     PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran. (Daryanto,2011:6)



Dalam penyusunan PTK syarat yang harus dilakukan adalah:
1.    Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 
2.    Menuntut dilakukannya pencermatan secara terus menerus, ohjektif, dan sistematis. Hasil pencermatan ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti.
3.    Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. 
4.    Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. 
5.    Harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya. 
6.    Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar. 

Penyusunan PTK harus mengacu pada prinsip-prinsip PTK. Hopkins mengemukakan ada enam prinsip yang harus diperhatikan dalam PTK, yaitu: 
1.    Metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar.
2.    Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan karena dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran.
3.    Metodologi yang digunakan harus reliable.
4.    Masalah program yang diusahakan adalah masalah yang merisaukankan, dan didasarkan pada tanggung jawab professional.
5.    Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten dan memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.
6.    PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan dengan perspektif misi sekolah secara keseluruhan. 
Agar PTK mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan harapan, maka penyusunan PTK harus melalui tahap-tahap penyusunan PTK. Tahap-tahap penyusunan PTK adalah sebagai berikut: 
1.      Menyusun rancangan tindakan (planning/perencanaan), dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakn dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan.
2.      Pelaksanaan Tindakan (acting), tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. 
3.      Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 
4.      Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secar cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

  1. ANALISIS  SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis situasional yang menitikberatkan pada identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, organisasi, atau lembaga. SWOT sendiri merupkan akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan, organisasi, atau lembaga tersebut dalam kondisi yang ada pada saat ini.
Hal ini disebut analisis situasi. Berikut ini definisi lebih rinci tentang elemen SWOT[3]:
  • Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif (atau menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan
  • Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin memiliki efek negatif  (atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga pendidikan
  • Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki efek positif pada pencapaian atau  tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak dipertimbangkan
  • Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek negatif pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan absurd atau malah sulit dicapai.

Ada empat tahapan utama dalam melakukan analisis SWOT, dalam hal ini adalah untuk lembaga pendidikan, yaitu:












1.      Tahap Observasi
Dalam tahapan ini, pengamat akan membuat dan menyusun substansi dalam matriks SWOT untuk memudahkn drafting data. Ia akan mengamati, menemukan, dan memasukkan hal-hal yang merupakan komponen SWOT dalam matriks yang telah dibuat, yang mana merupakan data aktual yang ditemukannya di lapangan, di lembaga pendidikan yang ditelitinya.
2.      Tahap Analisa
Selanjutnya, peneliti akan melakukan mendalami dan menentukan kelompok-kelompok data yang telah didapatnya ke dalam elemen yang tepat, apakah data A termasuk kategori Strengths atau Weaknesses atau Opportunities, atau Threats, data B, dan seterusnya.
3.      Tahap Penentuan Kebijakan
Peneliti akan menentukan langkah-langkah kebijakan yang diambil untuk memperbaiki atau memperkuat sistem pendidikan. Kebijakan tersebut diambil dari menggabungkan dua faktor, dengan ketentuan sebagai berikut:
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities)
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan peluang (Opportunities)
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan ancaman (Threats)
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).


4.      Tahap Pembuatan Laporan
Setelah kebijakan telah ditentukan, tugas pengamat atau penganalisa SWOT adalah membuat laporan dari penelitian yang telah dilakukannya. Laporan ini berfungsi sebagai rekaman data secara deskriptif tentang penelitian yang dilakukan. Selain itu laporan ini menjadi bukti resmi akan penelitian yang tentunya diperoleh berdasarkan kondisi aktual, kebijakan yang dipilih setelah melakukan analisa mendalam dan dapat diaplikasikan dalam konteks nyata, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil analisis SWOT yang telah dirumuskan tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah untuk ke depannya dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada dasarnya, PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk membenahi dan mengatasi berbagai masalah dalam proses pembelajaran. Mengatasi masalah pembelajaran memang dapat ditinjau dari berbagai segi, seperti dari aspek siswa, strategi pembelajaran, model pembelajaran, guru, dan sebagainya. Dengan membenahi proses pembelajaran, diharapkan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
Sedangkan Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisa yang bersifat situasional yang digunakan dalam rangka mendalami kondisi internal maupun eksternal sebuah lembaga, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Dengan mengetahui lebih dalam tentang kedua kondisi tersebut, diharapkan lembaga pendidikan tersebut akan mampu mengintrospeksi diri atas daa-data yang telah didapatkan dalam penelitian SWOT. Analisis SWOT yang dilakukan ini dapat menjadi cerminan atau refleksi dari lembaga pendidikan itu sendiri sehingga dapat mengetahui sisi baik maupun sisi buruk yang dimilikiya dan dapat menemukan cara untuk memperbaiki diri dari mengetahui hal-hal tersebut. Analisis SWOT dapat pula menjadi peta, karena setelah masing-masing faktor ditemukan, kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk perbaikan di kemudian hari telah pula ditentukan, sehingga yang harus dilakukan lembaga pendidikan tinggal melaksanakannya dengan penuh komitmen, disiplin, dan tanggung jawa demi terwujudnya lembaga pendidikan yang berkualitas, berintegritas, dan menghasilkan siswa-siswa yang kelak menjadi sumber daya manusia yang tak hanya unggul dalam segi akademik, tapi juga moral, agama, dan sosial.


B.     Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang Penelitian Berbasis Strategi Pembelajaran PAI kami mengabil dua tema yang meliputi PTK dan SWOT Kami mohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA


Suharsimi arikuanto, suharjono, supardi, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi aksara, Jakarta 2006
______________ “Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research)” dalam Penelitian Tindakan Kelas,.(Jakarta: PT Bumi Aksara),.
Sam M. Chan – Tuti T. Sam, Analisis Swot Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, Jakarta, Wajawali Press : 2012


[1] Suharsimi arikuanto, suharjono, supardi, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi aksara, Jakarta 2006. Hal 34
[2] Arikunto, Suharsimi. 2007. “Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research)” dalam Penelitian Tindakan Kelas,.(Jakarta: PT Bumi Aksara),. Hal 18

[3] Sam M. Chan – Tuti T. Sam, Analisis Swot Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, (Jakarta, Wajawali Press : 2012), hal 283

0 komentar:

“ Aku mengadu kepada kepala imam waki’ tentang hapalanku yang lemah, lantas ia memberiku petunjuk agar meniggalkan maksiyat”," Hapalan adalah pemberian Tuhan, sedang pemberian Tuhan tidaklah diberikan kepada orang bermaksiyat”,“ Salama aku masih mencari keutamaan, ilmu dan takwa aku tak butuh nyanyian wanita dan aromanya”