Pages

Pasca Sarjana

Pasca Sarjana

About

Selamat Datang BLOG KAMI  »   "ان المعلم و لبطيب كلا هما* لا ينصحان اذهما لم يكر مان" Sesungguhnya guru dan dokter tidak akan berguna nasehatnya bila tidak dihormatiالله اكبرا, Mari Kita Berusaha menjadi manusia yang takwa... Tetap semangat Beruntunglah Orang Yang tidak Selalu lupa Salam Takzim

Senin, 08 Desember 2014

Jokowi Presiden, Ternyata Sudah Diramalkan Gus Dur

Momentum pemilihan presiden (pilpres) sudah berlalu. Terpilihlah nama Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden baru. Namun, siapa sangka peristiwa terpilihnya Jokowi menjadi presiden ini, ternyata pernah diramalkan Gus Dur 8 tahun silam.
Saat itu Gus Dur bersama sejumlah tokoh agama mengadakan pertemuan di Solo.
“Saya masih ingat tanggalnya, 8 Januari 2006, Gus Dur hadir di Solo dalam acara “Njejegake Sakaguru Nusantara” (Menegakkan Kembali Sokoguru Nusantara) untuk menyampaikan orasi, pandangan-pandangannya dari berbagai perspektif, terutama dalam bidang politik,” tutur Koordinator Gusdurian Jawa Tengah, Husein Syifa kepada NU Online, beberapa waktu lalu.
Husein mengisahkan, sebelum acara orasi, Gus Dur mampir di Loji Gamdrung, rumah dinas Walikota Solo untuk melakukan dialog bersama para tokoh di antaranya KH Moeslim Rifa’i Imampuro (Mbah Liem), dan Jokowi yang ketika itu baru sekitar 6 bulan menjabat Walikota Solo.
Dalam sebuah diskusi ringan yang melibatkan banyak tokoh tersebut, tiba-tiba Mbah Liem menepuk pundak Gus Dur sambil bertanya, “Gus, sampeyan ingin jadi presiden lagi, ta?”
Mboten ngaten (tidak begitu), Mbah,” jawab Gus Dur.






Kemudian Gus Dur melanjutkan perkataanya. “Siapapun yang dikehendaki rakyat, termasuk Pak Jokowi ini, kalau dia jadi Walikota yang bagus, kelak juga bisa jadi presiden!”
Waktu itu Jokowi disebut sebagai calon gubernur pun belum.
Jokowi, yang disebut namanya oleh Gus Dur hanya tersenyum. Dipikirnya hanya bercanda Gus Dur ini. Namun, nyatanya ucapan Gus Dur itu berbuah kenyataan. Walikota Solo itu kini benar-benar jadi Presiden Indonesia. (Ajie Najmuddin/Anam)

0 komentar:

“ Aku mengadu kepada kepala imam waki’ tentang hapalanku yang lemah, lantas ia memberiku petunjuk agar meniggalkan maksiyat”," Hapalan adalah pemberian Tuhan, sedang pemberian Tuhan tidaklah diberikan kepada orang bermaksiyat”,“ Salama aku masih mencari keutamaan, ilmu dan takwa aku tak butuh nyanyian wanita dan aromanya”