Pages

Pasca Sarjana

Pasca Sarjana

About

Selamat Datang BLOG KAMI  »   "ان المعلم و لبطيب كلا هما* لا ينصحان اذهما لم يكر مان" Sesungguhnya guru dan dokter tidak akan berguna nasehatnya bila tidak dihormatiالله اكبرا, Mari Kita Berusaha menjadi manusia yang takwa... Tetap semangat Beruntunglah Orang Yang tidak Selalu lupa Salam Takzim

Minggu, 28 Desember 2014

Srikaya Efektif Atasi Kanker Berkali Lipat Dibandingkan Kemoterapi (fb Mukjizat Sholat Dan Doa)

Srikaya Efektif Atasi Kanker Berkali Lipat Dibandingkan Kemoterapi
Amerika Serikat. Sejumlah ilmuwan mengonfirmasi keampuhan buah srikaya 10.000 kali lipat dari obat-obatan kimia dalam mengatasi penyakit kanker.
Sebagaimana diberitakan Islam Memo (11/12/2014), sebuah perusahaan obat-obtain telah melakukan pengujian manfaat buah srikaya di laboratoriumnya sejak tahun 1970.
Hasilnya mencengangkan, di mana buah srikaya mampu memperlambat pertumbuhan sel kanker 10.000 kali lipat dibandingkan pengobatan kemoterapi yang dipraktikkan dunia medis selama ini.
Disebutkan, buah srikaya efektif mematikan sel-sel jahat yang menjadi cikal bakal 12 jenis kanker yang mematikan, antara lain kanker payudara, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker paru-paru, dan kanker prostat.
Pengobatan dengan buah srikaya tidak memiliki efek samping yang membahayakan sebagaimana kemoterapi yang juga mematikan sel-sel tubuh yang baik. (islammemo/rem/dakwatuna)
Subhanallah..
Yuk, Ucapkan aamiin semoga Allah memberikan Hidup sehat Dan Kekuatan Iman Dan takwa kepada kita semua..aamiin

Selasa, 23 Desember 2014

PESAN UNTUK TEMAN TEMAN YANG SUDAH BERISTRI. ( dikutip fb Jilbabku Mahkotaku)

Sebut namaku Fulan, aku sudah menikah dan memiliki istri solehah. Alhamdulilah. Anak anak kami ada 4. Usia mereka dari 12 hingga 1 tahun.
Ketika baru menikah, aku masih kuliah sambil jadi supir taxi. Istriku selalu setia mendampingi walau hidup kami pas pas an. Tak lama lahir anak pertama, masih juga kembang kempis. Akupun pindah kerja jadi tukang tagih kartu kredit. Keliling naik motor panas dan hujan aku jalani demi anak dan istriku.
Lahir anak kedua dan ketiga, aku melamar kerja disebuah perusahaan perbankan. Berkat doa anak anak dan istriku jabatanku naik perlahan. Anak anak suka bilang, bosan yah naik motor melulu, ayah beli mobil dong. Alhamdulilah akhirnya bisa punya mobil. Anak anakku ngga kepanasan kalau pergi, Istriku juga bisa setir mobil.
Disaat kita diatas...mulai godaan datang. Wanita wanita mulai menggoda dari segala penjuru. Namun aku selalu ingat ALLAH-ku, wajah istriku dan anak anakku.
Kutanamkan dalam pikiranku : " Disaat aku ada uang, wanita wanita itu datang menggoda. Apa lagi yang mereka cari kalau bukan suka pada uangku. Dulu saat aku miskin dan hidup pas pas an..mana ada wanita mendekati...HANYA ISTRIKU YANG SETIA MENDAMPINGI. "
Hari libur aku selalu bersama istri dan anak anakku. Itulah kebahagiaan yang tak dapat kutukar dengan apapun.
Alhamdulilah jika kita tegas menolak , wanita penggoda malu sendiri. Jangan lupa mohon kekuatan pada Allah Ta'ala.
Untuk sahabat sahabat yang berstatus suami. Jika kita ada diatas, ingatlah selalu siapa yang setia bersama kita disaat susah. Jangan sakiti hati istrimu ...dia titipan Allah Ta'ala dan anugrah terindah...
Wanita wanita penggoda datang belakangan setelah kita punya harta.....ADA GULA ADA SEMUT...
Kesetiaan suami diuji saat punya apa-apa...
Kesetiaan istri diuji saat tak punya apa-apa.
Subhanallah...
Semoga yang like dan mengucapkan Aamiin di kolom komentar mendapatkan kebahagiaan suami istri yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, mempunyai keturunan yang sholeh dan sholeha, di dunia sejahtera dengan harta yang berlimpah, di akhirat masuk surga firdaus tanpa hisab. Aamiin

TAWA'DHU'

mbah KH.sahal mahfudz rohimahulloh 2tahun yg lalu sowan k ndalem KH.Maimoen zubair putra dari guru mbah sahal yaitu hadrtusysyaikh zuabir dahlan untuk ijin tidak ikt dlm muskerwil NU jateng di STAI AL ANWAR,,,


 Ahmad Mizan Basyari Iku conto tawadlu'e murid nang guru & klg ne,...
knopo kito g nyonto?...
Dimasa2 guru kita yg smakin sepuh, kok kita tdk bisa menyenangkan beliau.

Nyantri iku g kdu pinter, tp kdu iso mituhu & tawadlu' nang guru.


tandane nek sitik ilmune iku akeh nyalahne wong liyo,
dawuhipun Simbah K.H Maimoen Zubair wong seng pinter iku seng ngerti kesalahane awake dewe,mugi2 kulo njenengan pinaringan faham,aamiin

Jumat, 19 Desember 2014

impian.....

apakah kemantapanku ini benar-benar haq dari MU ya ROBBI,,
aku masih bingung dengan semua ini, ..............
aku manusia biasa yang punya kekurangan...dan kesalahan
aku hanyalah wanita biasa yang butuh akan kebahagiaan dan kenyamanan.....
tapi semua itu hanyalah impian.....
ya allah engkaulah maha segalanya ....
berikan yang terbaik untuk semua ini...aminnnn.............



Terlintas tanya hati......
Siapakah yang akan mengisi hari-hari ku nan penuh cinta.....
Yang akan membawaku ke surga....
Dia yang mencintaiku dan semua kekurangan ku...
Yang akan membimbingku di dunia,,,
Menuju cinta yang KUASA....
by: oki setiana dewi
— bertanya-tanya .

Kamis, 18 Desember 2014

Mutiara Hikmah Muhasabah

Ngaputen nggeh, bukane gk maw sama an, tp ne sms an tiap hari, mesti bertekar, nesunan dll...tp nek cuma smggu skali kan ada rasa kgen nya. dan mengurangi maksyat jg,. Tp kulo mant..

Nek nyuwune kulo nggeh, jgan sms nek mboten kulo sms.kulo seng ngawali, ngten... lbh ayem teng ati.
18 Desember 2014
22.20:55

Selasa, 16 Desember 2014

DR. H. MUQOWIM, M.Ag



PROBLEM PESERTA DIDIK


A.     Latar Belakang dan Pengertian Peserta Didik
Peserta didik adalah manusia yang sangat unik. Mereka memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan penelitian beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah makhluk yang sedang berkembang, yang memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda (Wina Sanjaya, 2009:71). Peserta didik terkadang diposisikan sebagai anak, dalam sudut pandang agama Islam, anak adalah manusia yang masih suci (fitrah), bagaikan kertas yang putih bersih, mereka siap untuk menerima bentuk-bentuk yang akan digambarkan oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Baik keluarga, guru, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan pendidikan, desain pendidikan atau kurikulum haruslah yang cocok dengan irama perkembangan anak.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang. Kendatipun dua unsur tersebut sama pentingnya, namun ada kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu disebabkan oleh bakat saja atau pengaruh lingkungan saja.
Peserta didik memiliki bermacam-macam kemampuan, minat, dan kebutuhan, antara lain kebutuhan ingin berdiri sendiri, ingin punya pekerjaan. Peserta didik tidak menginginkan berdiam dengan pasif, semua ingin melakukan kegiatan, bermain, atau bekerja. Energi yang mereka miliki perlu mendapatkan penyaluran sebagaimana mestinya. Jikalau energi itu tidak disalurkan, maka dapat menyebabkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran.
Terdapat beberapa istilah lain dari peserta didik, seperti siswa, mahasiswa, warga belajar, pelajar, murid, serta santri. Berikut definisinya, yaitu;
a.       Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
b.      Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan perguruan tinggi.
c.        Warga Belajar adalah istilah bagi peserta didik nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
d.       Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah maupun tingkat atas
e.       Murid memiliki definisi yang hampir sama dengan pelajar dan siswa.
f.       Santri adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan nonformal, khususnya pesantren atau sekolah-sekolah yang berbasiskan agama Islam.


B.     Problem Peserta Dididk
1.      Problem Internal
a.       Rendahnya kemampuan intelektual anak
Kemampuan berfikir anak sangat mempengaruhi baik dan tidak nya menangkap pelajaran, bagi mereka yang memiliki daya intelektualitas tinggi mereka senang dan mudah menangkap pelajaran, tetapi sebaliknya bagi mereka yang kemampuan berfikirnya rendah, mereka akan malas belajar, sulit menangkap mata pelajaran, bosan dan segala macam nya.
b.      Terganggunya perasaan / emosi
Perasaan sering kali mengganggu akal sehat anak didik dan manusia pada umumnya, perasaan yang tertekan (depresi) ini selalu menjadi penghalang ke konsentrasian dalam menangkap mata pelajaran, boleh jadi perasaan depresi ini di sebabkan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mereka, baik dalam hubungan rumah tangga tau sesama teman.
c.       Kurang nya motifasi untuk belajar
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam cita-cita meraih sebuah impian, bagi peserta didik impian besarnya adalah meraih kesuksesan dalam belajar. Namun tidak semuanya dapat meraih itu disebabkan kurangnya motivasi belajar dari orang tua maupun dari pihak edukatif sendiri. Kebanyakan orang tua tidak menyadari akan pentingnya memotivasi anak, sehingga semangat belajar mereka memudar sedikit demi sedikit.
d.      Kebiasaan belajar yang kurang baik
Belajar membutuhkan niat dan kebulatan tekad, niat yang baik dfan terarah diikuti dengan matangnya hasrat belajar akan membentuk mintal anak didik yang tidak mudah putus asa, rasa capek dan jerih payah yang di hadapi tidak akn dengan mudah mematahkan semangat belajar, karena dalam diri anak didik sudah tertanam tekad dan matangnya niat untuk belajar, sehingga mereka berhasil. Dan sebaliknya kurang matangnya niat, tidak adanya kometment yang kuat mereka akan sembrono dalam proses belajar nya.

2.      Problem Eksternal
a.      Proses belajar mengajar yang kurang kondusif
Situasi di dalam kelas sangat menentukan baik dan tidaknya proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik. Apabila ruang kelas itu kondusif maka proses belajar mengajar pun akan berjalan dengan baik pula, anak didik mudah memahami mata elajarn yang diberikan. Tetapi apabila suasana ruangan itu tidak kondusif maka proses pembelajaran pun tidak akan berjalan sesuai dengan yang di harapkan.
b.      Kurang adanya dukungan dari orang tua karena lemahnya tingkat sosial ekonomi mereka
Masalah finansial sering kali menjadi penghambat yang serius dalam pendidikan, banyak anak berhenti belajar dan lebih memilih pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dengan alasan mereka tidak memiliki biaya untuk membayar uang sekolah. Karena memang dalam hisup ini tak ada yang geratis, semuanya akan berjalan dengan uang, termasuk pendidikan yang sangat urgensi keterkaitan nya dengan uang. Bagi kelompok masyarakat yang lemah dalam kehidupan sosial ekonominya maka mereka enggan untuk memberikan dukungan terhadap putera puterinya sehingga mereka membiarkannya menjauh dari dunia pendidikan, tidak lagi berantosias untuk memotivasi anak agar melanjutkan studi nya, yang pada giliran nyamereka akn kehilangan kesadaran akan pentingnya menggali ilmu pengetahuan di bangku sekolah. Latar belakang sosial yang tidak menunjang Kondisi ini biasanya sering di temukan pada kelompok masyarakat awam yang orientasinya bukan kepada pendidikan, tetapi lebih memandang pentingnya pekerjaan untuk mendapatkan uang, menjadi pembantu, bekerja untuk siapa saja yang akan memberi imbalan dari pekerjaan nya itu dan lain-lain. Anak didik tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat di sekeliling nya, peserta didik merasa termarginalkan dalam kehidupan sosial mereka yang pada giliran nya mereka akan sedikit demi sedikit mersa enggan untuk belajar .



Berbagai Bagan Problem











C.    Solusi Peserta Didik
1.      Overlewarning (belajar lebih)
Artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu, overlearning terjadi apabila respon atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara diluar kebiasaan, diantara contohnya ialah pembacaan teks pancasila pada setiap hari senin yang memungkinkan ingatan siswa pada P4 lebih kuat.
2.      Extra study time ( tambhan waktu belajar)
Ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau frekuensi aktifitas belajar atau juga bisa disebut penambahan jam waktu belajar. Misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam, dari satu kali sehari menjadi dua kali dalam sehari
3.      Menemonic device (muslihat memori)
Ialah kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan item-item informasi kedalam sistem akal siswa. Muslihat ini beragam caranya diantaranya ialah dengan bentuk not yang dijadikan sebagai nyanyian anak-anak TK, atau juga dengan singkatan huruf-huruf tau nama-nama istilah yang harus diingat oleh siswa.

PENELITIAN BERBASIS STRATEGI PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Penelitian berbasis Strategi Pembelajaran adalah suatu alat untuk mengukur suatu proses pembelajaran, dalam proses itu penulis berusaha untuk menjelaskan tentang Penelitian Tindakan Kelas dan Swot. Karena dalam kenyataan pembelajaran penelitian ini sangat penting.
PTK merupakan salah satu jenis penelitian dari berbagai jenis yang ada seperti penelitian eksperimen darn penelitian kuantitatif, namun PTK merupakan jenis penelitian yang paling tepat dan strategis untuk perbaikan proses pembelajaram yang permasalahanya banyak dialami oleh para tenaga pendidik dan kependidikan. Oleh karena itu, jenis penelitian ini sangat tepat untuk dipahami dan diaplikasikan dalam upaya mengatasi masalah yang relevan bagi mereka, yang kesehariannya tidak lepas dari masalah di kelas atau proses pembelajaran.[1]
Setelah melakukan perencanaan pembelajaran , sebaiknya kita melihat SWOT, yaitu kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi, sehingga kita dapat meningkatkan kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan yang ada dengan melihat peluang-peluang yang mungkin dicapai. Dan mengatasi ancaman-ancaman dari faktor luar organisasi. Untuk lebih jelas pembahasan mengenai SWOT, selanjutnya dalam makalah ini akan membahas apa itu PTK dan SWOT.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ?
2.      Pengertian Analisis SWOT serta komponen-kompoenenya?
3.      Tujuan Penelitian
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah strategi pembelajaran PAI, juga untuk menambah wawasan kita mengenai penelitian berbasis strategi pembelajaran  (PBSP), dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1.      Pengertian
Menurut Arikunto PTK adalah gabungan pengertian dari kata “penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan  kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.[2]
Menurut Sanjaya,2010:25, Secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan keleas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.
2.      Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)
Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya. Adapun beberapa karakter tersebut adalah:
a)      PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu diperbaiki dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan kolaborasi. Menurut Usman (dalam Daryanto,2011:2) guru dengan kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
b)      Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri. (Tahir,2012:80)
c)      Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat” berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi,2012:6)
d)     PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran. (Daryanto,2011:6)



Dalam penyusunan PTK syarat yang harus dilakukan adalah:
1.    Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 
2.    Menuntut dilakukannya pencermatan secara terus menerus, ohjektif, dan sistematis. Hasil pencermatan ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti.
3.    Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. 
4.    Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. 
5.    Harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya. 
6.    Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar. 

Penyusunan PTK harus mengacu pada prinsip-prinsip PTK. Hopkins mengemukakan ada enam prinsip yang harus diperhatikan dalam PTK, yaitu: 
1.    Metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar.
2.    Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan karena dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran.
3.    Metodologi yang digunakan harus reliable.
4.    Masalah program yang diusahakan adalah masalah yang merisaukankan, dan didasarkan pada tanggung jawab professional.
5.    Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten dan memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.
6.    PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan dengan perspektif misi sekolah secara keseluruhan. 
Agar PTK mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan harapan, maka penyusunan PTK harus melalui tahap-tahap penyusunan PTK. Tahap-tahap penyusunan PTK adalah sebagai berikut: 
1.      Menyusun rancangan tindakan (planning/perencanaan), dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakn dan pihak yang mengamati proses yang dijalankan.
2.      Pelaksanaan Tindakan (acting), tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. 
3.      Pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. 
4.      Refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam tahap ini, guru berusaha untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secar cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

  1. ANALISIS  SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis situasional yang menitikberatkan pada identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, organisasi, atau lembaga. SWOT sendiri merupkan akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan, organisasi, atau lembaga tersebut dalam kondisi yang ada pada saat ini.
Hal ini disebut analisis situasi. Berikut ini definisi lebih rinci tentang elemen SWOT[3]:
  • Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif (atau menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan
  • Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin memiliki efek negatif  (atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga pendidikan
  • Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki efek positif pada pencapaian atau  tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak dipertimbangkan
  • Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek negatif pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan absurd atau malah sulit dicapai.

Ada empat tahapan utama dalam melakukan analisis SWOT, dalam hal ini adalah untuk lembaga pendidikan, yaitu:












1.      Tahap Observasi
Dalam tahapan ini, pengamat akan membuat dan menyusun substansi dalam matriks SWOT untuk memudahkn drafting data. Ia akan mengamati, menemukan, dan memasukkan hal-hal yang merupakan komponen SWOT dalam matriks yang telah dibuat, yang mana merupakan data aktual yang ditemukannya di lapangan, di lembaga pendidikan yang ditelitinya.
2.      Tahap Analisa
Selanjutnya, peneliti akan melakukan mendalami dan menentukan kelompok-kelompok data yang telah didapatnya ke dalam elemen yang tepat, apakah data A termasuk kategori Strengths atau Weaknesses atau Opportunities, atau Threats, data B, dan seterusnya.
3.      Tahap Penentuan Kebijakan
Peneliti akan menentukan langkah-langkah kebijakan yang diambil untuk memperbaiki atau memperkuat sistem pendidikan. Kebijakan tersebut diambil dari menggabungkan dua faktor, dengan ketentuan sebagai berikut:
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities)
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan peluang (Opportunities)
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan ancaman (Threats)
*      Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).


4.      Tahap Pembuatan Laporan
Setelah kebijakan telah ditentukan, tugas pengamat atau penganalisa SWOT adalah membuat laporan dari penelitian yang telah dilakukannya. Laporan ini berfungsi sebagai rekaman data secara deskriptif tentang penelitian yang dilakukan. Selain itu laporan ini menjadi bukti resmi akan penelitian yang tentunya diperoleh berdasarkan kondisi aktual, kebijakan yang dipilih setelah melakukan analisa mendalam dan dapat diaplikasikan dalam konteks nyata, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil analisis SWOT yang telah dirumuskan tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah untuk ke depannya dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada dasarnya, PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk membenahi dan mengatasi berbagai masalah dalam proses pembelajaran. Mengatasi masalah pembelajaran memang dapat ditinjau dari berbagai segi, seperti dari aspek siswa, strategi pembelajaran, model pembelajaran, guru, dan sebagainya. Dengan membenahi proses pembelajaran, diharapkan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
Sedangkan Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisa yang bersifat situasional yang digunakan dalam rangka mendalami kondisi internal maupun eksternal sebuah lembaga, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Dengan mengetahui lebih dalam tentang kedua kondisi tersebut, diharapkan lembaga pendidikan tersebut akan mampu mengintrospeksi diri atas daa-data yang telah didapatkan dalam penelitian SWOT. Analisis SWOT yang dilakukan ini dapat menjadi cerminan atau refleksi dari lembaga pendidikan itu sendiri sehingga dapat mengetahui sisi baik maupun sisi buruk yang dimilikiya dan dapat menemukan cara untuk memperbaiki diri dari mengetahui hal-hal tersebut. Analisis SWOT dapat pula menjadi peta, karena setelah masing-masing faktor ditemukan, kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk perbaikan di kemudian hari telah pula ditentukan, sehingga yang harus dilakukan lembaga pendidikan tinggal melaksanakannya dengan penuh komitmen, disiplin, dan tanggung jawa demi terwujudnya lembaga pendidikan yang berkualitas, berintegritas, dan menghasilkan siswa-siswa yang kelak menjadi sumber daya manusia yang tak hanya unggul dalam segi akademik, tapi juga moral, agama, dan sosial.


B.     Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang Penelitian Berbasis Strategi Pembelajaran PAI kami mengabil dua tema yang meliputi PTK dan SWOT Kami mohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA


Suharsimi arikuanto, suharjono, supardi, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi aksara, Jakarta 2006
______________ “Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research)” dalam Penelitian Tindakan Kelas,.(Jakarta: PT Bumi Aksara),.
Sam M. Chan – Tuti T. Sam, Analisis Swot Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, Jakarta, Wajawali Press : 2012


[1] Suharsimi arikuanto, suharjono, supardi, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi aksara, Jakarta 2006. Hal 34
[2] Arikunto, Suharsimi. 2007. “Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research)” dalam Penelitian Tindakan Kelas,.(Jakarta: PT Bumi Aksara),. Hal 18

[3] Sam M. Chan – Tuti T. Sam, Analisis Swot Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, (Jakarta, Wajawali Press : 2012), hal 283
“ Aku mengadu kepada kepala imam waki’ tentang hapalanku yang lemah, lantas ia memberiku petunjuk agar meniggalkan maksiyat”," Hapalan adalah pemberian Tuhan, sedang pemberian Tuhan tidaklah diberikan kepada orang bermaksiyat”,“ Salama aku masih mencari keutamaan, ilmu dan takwa aku tak butuh nyanyian wanita dan aromanya”