Pages

Pasca Sarjana

Pasca Sarjana

About

Selamat Datang BLOG KAMI  »   "ان المعلم و لبطيب كلا هما* لا ينصحان اذهما لم يكر مان" Sesungguhnya guru dan dokter tidak akan berguna nasehatnya bila tidak dihormatiالله اكبرا, Mari Kita Berusaha menjadi manusia yang takwa... Tetap semangat Beruntunglah Orang Yang tidak Selalu lupa Salam Takzim

Jumat, 31 Januari 2014

PEMUDA TANGUH
Yang mengutamakan Kesabaran Keistiqomahan dan Keyakinan
Karya : Abdullah Al Faqir Nurmata Al Azizi, M.Pd.I


Di suatu surau , terdapat seorang pemuda yang sejak kecil dipangil dengan sebutan Faqir, dia seorang pemuda yang miskin, sederhana, tidak cerdas dan sangat sedikit  ilmu, Sedikit Amal, namun dia ingin hatinya bersih… hati penuh cinta pada Nabi dan Tuhanya, suatu ketika ketika dia hijrah di sebuah desa kembang jati, dia menuntut ilmu kepada seorang syeh. Abdullah bin Muhammad Aziz bin Al  Marwani ( Seorang Ulama yang sangat Tersohor dengan Ilmu Kehikmahanya, dan Ilmu Fiqihnya) . Disebuah pendopo yang sanget kecil yang terbuat dari kenting yang sudah hampir dimakan zaman, yang sudah banyak yang rapuh dan pecah, namun suasana sangat sejuk dan nyaman. Faqir menuntut ilmu dengan senang, walaupun sebenraya dia sudah terlambat umurnya paling tua pendopo tersebut. Namun dia tidak malu, tidak patah hati, dia terus senang dengan ilmu agama yang sangat dia damba-dambakan, walau seberanya dia lulusan Magister Menejemen Islam ( ditempuh dalam waktu 1 setengah tahun, dengan biaya sendiri yang dia peroleh dari mengajar anak-anak belajar iqro’( belajar membaca Al Qur’an) ), namun dia tidak bangga dengan gelar itu, karena dia sangat haus dan amat haus dengan ilmu Agama, dia meresa tidak punya apa-apa, makanya dia terus belajr dan belajar. Tanpa  disangka-sangka dengan Semangat dan senang waktu yang sudah dia habis untu k belajar dan belajar . Tidak terasa umur mencapai 26 Tahun, sudah 6 tahun dia menuntut ilmu.
 Di pertengahan bulan rajab atau 18 Januari 2012, tantangan sebenarnya datang…, dia difitnah oleh pengasuh suku, kepala desa karang jati,
“Faqir, laki-laki bejat yang suka mencuri istri-istri orang”?
Faqir pun berkata “ Tidak pernah aku merebut istri orang lain, Demi Allah aku tidak melakukan itu”
Kepa Sekupun sambil membawa sebuah pedang samurai “ apa ada maling ngaku, pasti penjara bek”
“Aku tidak mengabil, dia (wanita yang difitnahkan) dia dating hanya mitak nasehat padaku, itupun dia ditemani anaknya?”
“Jangan percaya ucapan Pendosa”,
Masyarakat pun berkumpul dan melontarkan kata –kata kotor
“Usir dia, Razam dia sampai mati, Ayu di keliling desa aja sambil di pukul” tidak ada yang membantu faqir, Sang Guru Abdullah bin Muhammad Aziz bin Al  Marwani teryata sudah mengal hampir dua tahun ini, tidak ada l;agi orang yang membela dan mendampingnya, wanita yang dia sukai pun lari dan ikut menjahui ya,..
“Aku tak sangaka dia bisa seperti itu?”
“Dik aku tidak melakukan itu, Demi Allah percaya pada ku dik Nur?”
Faqir pun diseret dan dipukul, darah mercucuran dari mulut dan wajah faqir, Faqir pun tak kuasakan diri dia cuman merintih kesakitan dan mengucakakan kata yang lirih “La Ila Ha Ila anta subhanaka ini kuntuk Minadholimin” .
            Dan seketika itu, Miftakhul Janah seorang sang pemember motifasi, ikut menghilang dari dirinya, ketika ujian itu datang, banyak orang yang menghembuskan pedang. Namun faqir tidak mempunyai apa-apa untuk mebela diri, dia hanya bisa terdiam, ketika badanya  ditusuk-tusuk oleh sebuah pedang yang sangat tajam yang berkilau-kilau,  dan di hatinya dihembuskan sebuah panah yang beracun, faqir pun kesakitan, pada saat itulah seorang yang selam ini memberi semangat dan motifasi datang sambil bicara.
“Faqir aku, mngapa kau diam,katakana benar jika iatu benar, dan katakana salah jika itu salah”
Faqir mulai bangkit dari keterpurukan, dia berdiri ketika tubuhnya mengelurkan darah sambil air matanya yang membasahi pipi yang tidak bisa dibendung,
Faqir pun berdoa “ Ya Allah apunilah hamba, dosa hamba yang sangat banyak yang tak mungkin dimaafkan,namun Hamba hanya bisa ber keluh kesah dan bepasrah diri padamu, Ya Robbi ampunilah mereka semua,sebenrya mereka tidak tahu apa-apa, mereka hanya termakan Fitnah, Ya Ilahi Ro bbi, Ampunilah kami semua “ Allahuma Fir lil Mu’min Wal Mu’minat”.
Akhira dia dilempar ke sungai sangat deras, sungai yang menjadi anak sungai bengawan solo, antara sadar dan tidak sadar, dalam hati faqir dia sudah tidak mungkin bisa hidup, tubuhnya pun sudah terseret oleh arus sungai yang sangat deras, tubuh yang banyak luka / sobek penuh tusukan pedang samurai, Dia hanya bisa sabar dan istiqomah dan dia yakin pasti semua ini sudah menjadi jalan kehidupanya ini ujian dari Allah,
“aku yakin pasti Allah sayang padaku, dia teringat ketika dia dikuncilkan masyrakat, santri santri pada menjauhui dia, dan orang yang dia cintai juga pergi mengalkan dia,”
Faqir terus teringat semua oarng-orng yang membencinya, namun tidak ada sedikit dendam, cuman dia masih belajar untuk selalu untuk terus sabar. Dia ingat sudah berapa banyak setiap kebaikan yang diberikan , namun semua tidak ada apa-apanya, semua sudah mengagap bahwa dia orang pendosa orng yang banyak kesalahan dan setiap kesalahan yang dimilki faqir selalu dipantau sedemikian kecilnya pun akan terus dilihat.
Hari berganti hari becek ketitik olo ketoro, Waktu berjalan menelusuri kehidupan, akhirya penderitaan Faqir mulai menjadi Kenikmatan yang luar biasa,dari ujian yang mencekam dan fitnah yang hampir membunuhnya, sekarang sudah terbukti bahwa kesabaran keistiqomahan dan keyakinan yang mantap akan menghasilkan ilmu hikmah yang luar biasa.
Akhrinya Faqir menikah dengan orang yang dia cintai,wanita yang dia cintai yang semla sangat membencinya sekarang semaki9n mencintainya, dia pun diberi gelar oleh gurunya dengan nama Abdullah Al Faqir Nurmata Al Azizi, faqir pun menjadi Mubalig atau ulama yang sangat tersohor/ termasyhur di seluruh nusantra terutanma bagi umat islam,tutur katanya makin hari amakin manis untuk menjadi obat-obat bagi kaum / orang yang sedang galau,…, diapun akhirya dimintak untuk juga mengajar di sebuah universitas Sunan Bonag Jambi, dia sebagai dekan ilmu Akhlak. Dia dikarunia istri yang sangat sholihah, sangat patuh dan sangat penyabar, istri yang sangat baik dan seorang ibu yang teladan bagi putra putrinya, dialah Nurdhotul ( Aku bukan Saidah Khotijah yang penyambar, bukan pula Fatimah yang sederhana, bukan pula Zulaikah yang taat, tapi aku Nurdhotul yang sangat ingin menjadi istri sholihah seperti Wanita-wanita yang bijak diatas)  dan 4 anak yang sangat Sholih –sholihah, begitu indah Keluaraga Faqir, Dirumah Faqir tersahut kata kata tasbih yang sangat haru didalam setiap musibah dan kenikmatan. “Fabiayi Al Irobikuma Tukadziban”

                                                  

0 komentar:

“ Aku mengadu kepada kepala imam waki’ tentang hapalanku yang lemah, lantas ia memberiku petunjuk agar meniggalkan maksiyat”," Hapalan adalah pemberian Tuhan, sedang pemberian Tuhan tidaklah diberikan kepada orang bermaksiyat”,“ Salama aku masih mencari keutamaan, ilmu dan takwa aku tak butuh nyanyian wanita dan aromanya”